Bab 14 – Pernikahan, Perceraian, dan Pernikahan Kembali
Hubungan Sosial
Allah memberikan kepada kita naluri sosial demi kebahagiaan dan keuntungan kita. “Oleh hubungan yang saling menguntungkan pikiran menerima perbaikan dan pemurnian; melalui pergaulan sosial, perkenalan terjalin dan persahabatan terikat yang hasilnya akan menyatukan hati dan terwujud satu suasana kasih yang menyenangkan pada pemandangan surga” – Testimonies, jld. 6, hlm. 172.
{PJ 210.1}Pergaulan yang wajar antara pria dan wanita akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pergaulan semacam itu harus dilakukan dengan derajat moral yang tinggi dan sangat memperhatikan tatacara dan batasan-batasan yang ditentukan, demi perlindungan masyarakat dan individu itu sendiri. Tentu, adalah maksud Iblis untuk menyimpangkan setiap hal yang baik; dan penyimpangan atas suatu hal yang terbaik seringkali menuntun kepada yang terburuk.
{PJ 210.2}Pada masa sekarang ini idealisme yang membuat hubungan sosial ini aman dan membahagiakan telah hancur sampai kepada tingkat yang mengejutkan. Di bawah pengaruh nafsu yang tidak dikekang oleh prinsip moral dan agama, pergaulan antara pria dan wanita sebagian besar telah merosot ke dalam kebebasan dan memberikan izin pada penyimpangan seks, inses (berzina dengan saudara kandung), dan pelecehan seksual terhadap anak-anak.
{PJ 210.3}Jutaan orang telah meninggalkan standar tingkah laku yang alkitabiah dan mengganti pengalaman pernikahan yang indah dan kudus dengan buah-buah nafsu yang pahit dan memalukan. Kejahatan ini bukan hanya menghancurkan struktur kekeluargaan masyarakat, tetapi juga telah menimbulkan dan membuahkan kejahatan-kejahatan lainnya. Akibatnya pada kehidupan menyimpang dari anak-anak dan orang muda yang menyedihkan. Sementara efeknya kepada masyarakat baik menghancurkan dan juga makin berlipat ganda.
{PJ 211.1}Kejahatan ini telah menjadi lebih terbuka dan mengancam bentuk kehidupan ideal dan tujuan rumah tangga Kristen. Perzinaan, pornografi, pelecehan seksual dari berbagai jenis (termasuk pelecehan seksual terhadap pasangan, anak-anak, dan orang tua), inses, praktik homoseksual dan lesbian adalah hal-hal yang tergolong dalam penyimpangan dari rencana Tuhan yang semula dan menggambarkan kehancuran umat manusia. Sebagaimana maksud dari ayat-ayat Alkitab yang jelas (lihat Kel. 20: 14; Im. 18: 22, 29; 20: 13; 1 Kor. 6: 9; 1 Tim. 1: 10; Rm. 1: 20-32) ditolak dan sementara amarannya dibantah dengan opini manusia, lebih banyak ketidakpastian dan kebingungan yang terjadi. Inilah yang diinginkan Iblis. Sejak zaman purbakala dan zaman peradaban rencana Iblis selalu berusaha menyebabkan agar umat manusia melupakan bahwa Tuhan adalah Pencipta mereka dan pada waktu la “menciptakan manusia dalam gambar-Nya,” la menciptakan mereka “laki-laki dan perempuan” (Kej. 1: 27).
{PJ 211.2}Walaupun Firman Allah mengamarkan kita terhadap akibat-akibat yang merendahkan dan obsesi dunia terhadap seks serta upaya mengejar kenikmatan seks, Kristus telah datang untuk menghancurkan pekerjaan Iblis dan membangun kembali hubungan antara manusia dengan Pencipta mereka. Maka, meskipun jatuh seperti Adam dan tertawan oleh dosa, mereka yang ada dalam Kristus menerima pengampunan penuh dan hak untuk memilih kembali jalan hidup yang baik, jalan menuju Pembaruan yang sempurna, Melalui jalan salib dan kuasa Roh Kudus, semua dapat dibebaskan dari cengkeraman praktik-praktik dosa sementara kita dipulihkan kepada gambar Pencipta kita. Selaku orang tua dan pembimbing rohani, kita harus memperoleh pengertian serta turut merasakan kesulitan mereka, berupaya dengan tekun untuk menyediakan bagi mereka suasana pergaulan yang terbaik, dan secara rohani mendekatkan diri kepada mereka sehingga dapat membagikan kehidupan yang ideal dan inspirasi serta kuasa kekristenan.
{PJ 211.3}Apa pun kesalahan yang dilakukan oleh orang tua kita atau teman sebaya kita, adalah hak dan kewajiban kita untuk mengetahui dan berpegang pada idealisme tertinggi pria dan wanita Kristen. Kita dapat membangun tabiat Kristen yang akan menopang kita melawan kejahatan dan menjadikan kita pengaruh yang meninggikan dalam masyarakat oleh belajar Alkitab dengan rasa hormat dan tekun, mengetahui sedalam-dalamnya karya-karya alam, menjaga dengan ketat kemampuan tubuh yang suci, bersungguh-sungguh, senantiasa berdoa, tulus hati, melayani orang lain dengan tidak mementingkan diri sendiri.
{PJ 211.4}Kumpulan-kumpulan sosial bagi orang tua dan pemuda harus dijadikan sebagai suatu kesempatan, bukan untuk kesenangan yang tidak berarti dan sia-sia, melainkan untuk pergaulan yang menggembirakan dan untuk peningkatan kuasa pikiran dan jiwa. Musik yang baik, percakapan yang mengangkat jiwa, hafalan yang baik, gambar hidup atau gambar biasa, permainan yang dipilih dengan saksama karena nilai pendidikannya, dan di atas segalanya itu pembuatan dan pelaksanaan rencana penginjilan dapat dibuat menjadi acara-acara sosial yang akan membawa berkat dan kekuatan kepada kehidupan semua orang. Departemen Pemuda Advent General Conference telah menerbitkan buku yang berisi keterangan dan anjuran-anjuran yang berguna untuk menjalankan kumpulan-kumpulan sosial dan sebagai penuntun dalam hubungan sosial lainnya.
{PJ 212.1}Rumah kita adalah tempat yang lebih baik untuk kumpulan sosial tersebut. Di kota-kota besar di mana tidak mungkin untuk mengadakan kumpulan di rumah-rumah, dan di mana kita tidak mempunyai gedung pertemuan sendiri, maka kita harus pastikan mencari sebuah tempat yang bebas dari pengaruh buruk yang merusak standar orang Kristen, ketimbang satu tempat yang biasa digunakan untuk hiburan komersial dan olahraga, seperti gedung-gedung sosial dan lapangan olahraga yang menimbulkan suasana yang berlawanan dengan standar Kristen.
{PJ 212.2}